Jl. Pelabuhan No. 1, Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, Bontang
-
kibcbontang@gmail.com
-
0548-21548
Pemerintah saat ini telah membuat terobosan untuk mengefisienkan biaya logistik dengan menata kembali sektor logistik, salah satunya melalui pembangunan National Logistics Ecosystem (NLE). Penataan NLE diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional serta didukung dengan program Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).
Untuk
menindaklanjuti dan meningkatkan kelancaran
pergerakan arus barang ekspor dan impor, Bea Cukai
Bontang berkolaborasi dengan instansi teknis terkait melakukan koordinasi untuk
rencana penerapan NLE di Kota Bontang.
Dalam
Rapat Koordinasi Rencana Implementasi National
Logistics Ecosystem (NLE)
di Pelabuhan Kota Bontang yang diselenggarakan di Aula Beras Basah Bea Cukai
Bontang (05/02), Kepala Kantor Bea Cukai Bontang Tri Haryono Suhud menyampaikan
bahwa kehadiran NLE diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional. NLE merupakan sebuah platform digital layanan logistik dari
hulu (kedatangan kapal) hingga hilir (warehouse/pabrik) dengan
memfasilitasi kolaborasi Kementerian/Lembaga, perusahaan terkait, serta
pelaku logistik.
“Hingga saat ini, NLE telah diterapkan pada 14 pelabuhan dan
ke depan akan diperluas ke 34 pelabuhan serta 12 bandara, dan tambahan di 2024
ini ada 6 pelabuhan termasuk di Kota Bontang. Sementara tercatat lebih dari 15
Kementerian/Lembaga dan lebih dari 50 platform logistik yang telah berhasil
diintegrasikan melalui Indonesia National Single Window (INSW) ke dalam
platform NLE di bawah pengelolaan LNSW Kementerian Keuangan,” ungkapnya dalam awal sambutan.
Turut hadir dalam rakor, Dimyati
selaku Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Bontang, Tasrif
selaku Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Timur,
Solihin selaku Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Samarinda, Tengku
Yudi selaku Kepala Unit Kerja Kantor Imigrasi Bontang, dan Syarifuddin selaku
GM PT. Pelabuhan Indonesia Bontang, beserta jajaran.
“Sebagai salah satu instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam
otoritas pelabuhan, Kantor KSOP Kelas II Bontang siap berkolaborasi
memperlancar arus logistik pelabuhan dan memperkuat perekonomian Kota Bontang,”
ujar Dimyati, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II
Bontang dalam sambutannya.
Rencana penerapan NLE di Kota Bontang sendiri saat ini adalah
pada layanan Single Submission (SSm) Pengangkut,
dan SSm Joint Inspection Quarantine-Customs (QC) Ekspor.
“Kami siap berkolaborasi dalam penerapan NLE di Kota Bontang. Skema joint inspection Karantina-Bea Cukai
di Kaltim saat ini sudah diterapkan dengan baik di Balikpapan dan Samarinda.
Kami siap dan yakin penerapan di Bontang akan berjalan baik dan lancar,” ungkap
Tasrif, Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan
Kalimantan Timur. Hal senada pun disampaikan oleh Solihin, Kepala Balai Besar
Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Samarinda dan Tengku Yudi, Kepala Unit Kerja
Kantor Imigrasi Bontang.
Dalam rapat, dipaparkan dan dibahas langkah-langkah tindak
lanjut untuk penerapan NLE dan ditutup dengan penadatanganan bersama wall of
support oleh seluruh pimpinan instansi untuk penerapan NLE di Pelabuhan
Kota Bontang.
“Dengan komitmen bersama dan melalui komunikasi, koordinasi,
dan kolaborasi yang solid dan kuat ini, saya yakin penerapan implementasi NLE
di Kota Bontang akan berjalan dengan baik dan lancar. Selanjutnya, kita akan
bergerak bersama untuk melakukan bimbingan teknis kepada industri dan
perusahaan yang terkait dengan layanan NLE. Kita juga berkolaborasi dengan Pemerintah
Kota, Forkopimda, dan instansi terkait lainnya untuk kelancaran, kesinambungan,
dan peningkatan penerapan NLE ini,” tutup
Kepala Kantor Bea Cukai Bontang dalam rakor.