“UMKM Naik Kelas, Ekonomi Bontang Ngegass!”

“UMKM Naik Kelas, Ekonomi Bontang Ngegass!” sebuah kalimat sederhana yang ternyata memiliki tantangan tersendiri dalam mewujudkannya. Berangkat dari cita-cita untuk mewujudkan UMKM yang bisa ekspor, Bea Cukai Bontang memulai perjalanan yang tidak singkat, dari mencari UMKM di wilayah kerjanya hingga akhirnya mewujudkan hal tersebut memakan waktu kurang lebih 2 tahun lebih. Perjalanan ini dimulai dari beberapa tahun lalu, aktif mencari UMKM yang diproyeksikan dapat melakukan ekspor, Bea Cukai Bontang menjalin sinergi tidak hanya dengan instansi seperti Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kota Bontang, namun juga mencoba peruntungan dengan bersinergi bersama CSR perusahaan yang menjadi pengguna jasa Bea Cukai Bontang. Tidak terhitung ekspo UMKM yang diikuti, acara-acara yang melibatkan UMKM semua didatangi satu demi satu untuk mewujudkan cita-cita itu. Tidak kurang pula ide inovasi yang dihasilkan oleh Bea Cukai Bontang, hingga pada tahun 2022 diluncurkan sebuah program bernama “BCxPass” atau Bontang Customs Export Assisstance sebuah klinik ekspor khusus UMKM berorientasi ekspor untuk dapat mencari jawaban terkait ekspor produknya.

BCxPass tidak main-main dalam menjalankan tugasnya, digawangi oleh Petugas Bea Cukai Bontang yang sangat expert dibidang ekspor, tim ini bekerja 24 jam penuh dalam menghadapi berbagai pertanyaan dan tantangan yang diberikan oleh para pelaku UMKM di kota Bontang. Menghadiri undangan dari seluruh penjuru Kota Bontang, selama ada kata UMKM didalamnya, tim khusus ini langsung meluncur. Semua dilakukan tanpa lelah, karena ada tujuan besar dibalik ini semua. Mengembalikan geliat perekonomian masyarakat setelah diterpa badai pandemi, juga menjadi role model bahwa UMKM juga bisa bersaing di pasar internasional. Hari demi hari terlewati, sekian purnama sudah tim khusus Bea Cukai Bontang ini bekerja tanpa lelah. Hingga kemudian, lahir kembali inovasi yang berlatar belakang kekhawatiran dari hamper semua pelaku UMKM yang Bea Cukai Bontang temui. Modal, legalitas perizinan, dan cara pengiriman. Tanpa pikir panjang, Bea Cukai Bontang mengundang seluruh pihak duduk satu meja. Pelaku UMKM, dihadapkan kepada Pihak Perbankan, Perusahaan Jasa Titipan, dan Instansi terkait, saling mengutarakan kebutuhan dan solusinya masing-masing. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat didambakan oleh Tim BCxPass Bea Cukai Bontang.

             Kegiatan demi kegiatan, program demi program dijalankan, hingga akhirnya UMKM yang diasistensi oleh Bea Cukai Bontang mengerucut menjadi beberapa UMKM yang diberikan bimbingan secara intensif. Salah satunya adalah PT. Odah Bakau Indah sebuah UMKM pemilik merk dagang ”Dapur Jamu Ibu”. Produk yang cukup unik, Jamu. Minuman rempah tradisional ini berdiri tegak ditengah persaingan minuman kekinian yang merajai pasar. Namun tidak ada yang menyangka, minuman inilah yang nantinya akan memberikan dobrakan paling keras. Indah Purnamasari sang pemilik UMKM ini membesarkan UMKMnya sejak duduk dibangku kuliah pascasarjana di Samarinda. Berawal dari kiriman jamu buatan ibunya, Indah membagikan jamu tersebut kepada teman-temannya. Respon positif dari temannya inilah yang memantapkan Indah untuk kemudian berjualan jamu. “Lumayan pak, hasilnya dapat digunakan untuk membiayai kuliah saya” ujar Indah saat ditemui di dapur produksi usahanya. Pasang surut dirasakan Indah bersama Produknya, Dapur Jamu Ibu tidak menjadikannya lelah ataupun menyerah, bahkan semakin memacu semangatnya dalam membesarkan UMKMnya ini.

             Berjualan saat ada acara ekspo UMKM, Car Free Day hingga dari mulut ke mulut dijalani Indah. UMKM miliknya tidak langsung besar, bahkan ia bercerita bahwa pernah suatu waktu dagangannya hanya terjual 10 botol dari 80 botol yang ia produksi. Kegagalan ini malah membawa ide yang lebih baik bagi Indah, tidak menyerah ia kemudian mencoba beberapa inovasi, sehingga jamu buatannya dapat bertahan lebih lama tanpa pengawet. Berjalan beberapa tahun, hingga Indah lulus kuliah pascasarjana, sudah waktunya ia pulang kembali ke Bontang. Di Bontang, kota kelahirannya ini, Indah memulai semuanya kembali dari nol. Dibangun ulang branding UMKMnya, diberikan pengemas yang modern, agar dapat bersaing dengan minuman kekinian yang saat itu sangat membanjiri pasar. Berkat kegigihannya, UMKM milik Indah akhirnya dilirik oleh sebuah Lembaga Pengembangan Bisnis milik Yayasan Dharma Bhakti Astra. Dari lembaga ini Indah diperkenalkan mesin produksi canggih, yang dapat memproduksi jamu buatannya dengan kuantitas yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Saat itu Dapur Jamu Ibu sudah menjadi minuman yang disajikan dibeberapa acara-acara perusahaan maupun instansi di Kota Bontang. Dari kerja kerasnya, Indah membawa Dapur Jamu Ibu meraih banyak perhargaan, baik tingkat kota, provinsi, bahkan nasional. Juga penghargaan-penghargaan dari Instansi daerah lainnya dan juga dari Bea Cukai Bontang.

             Tidak puas disitu, Indah kemudian berinovasi dengan mengeuarkan produk baru, jamu bubuk saset. Jamu dalam bentuk ini yang menjadi senjata Indah dalam berperang bersama Tim BCxPass Bea Cukai Bontang untuk menembus pasar ekspor. Semua berpikir bahwa ini bisa jadi sebuah terobosan, namun sayang tak ada cerita indah tanpa sebuah perjuangan. Indah yang akhirnya dipertemukan dengan Tim BCxPass Bea Cukai Bontang menyadari bahwa produk miliknya belum memiliki persyaratan legalitas yang memadai. Ia harus memiliki sertifikat halal, BPOM, dan berbagai sertifikat lainnya. Tidak menyerah, Tim BCxPass berusaha menjembatani Dapur Jamu Ibu dengan instansi terkait. Menempuh perjalanan lebih dari 100 km untuk mendaftarkan produknya ke BPOM, menunggu keluarnya sertifikat HAKI atas merknya, serta terus berjualan sambil mengurus keluarga kecilnya. Akhirnya pada tanggal 07 Oktober 2023, Tim BCxPass Bea Cukai Bontang melepas Ekspor Perdana UMKM Kota Bontang menuju Taiwan melalui mekanisme pengiriman melalui Perusahaan Jasa Titipan.

             Ekspor UMKM Perdana yang diawali oleh Produk Dapur Jamu Ibu seperti membuka keran ekspor UMKM di kota Bontang. Tim BCxPass Bea Cukai Bontang saat ini telah berhasil mewujudkan 4 UMKM yang dapat ekspor produk. PT. Odah Bakau Indah dengan produk Jamu bermerk Dapur Jamu Ibu, PT. Fara Snack Grup dengan produk amplang bermerk Amplang Fara, PT. Qisbelian Snack Indonesia dengan produk amplang bermerk Qisbelin, dan PT. Habati Borneo Food dengan produk Kripik Ikan Bawis bermerk Habati. Keempat UMKM ini menjadi pionir dalam mewujudkan cita-cita produk UMKM Bontang yang bersaing di pasar global.

             Tapi tidak cukup, semua kegiatan ekspor itu belum cukup memuaskan bagi Tim BCxPass Bea Cukai Bontang. Belum adanya pelabuhan ekspor umum di Kota Bontang menjadi kendala tersendiri. Kota ini dipenuhi oleh Pelabuhan Khusus milik perusahaan. Hal ini menyulitkan kegiatan ekspor UMKM dalam skala besar. Kembali Tim BCxPass berjibaku dengan tantangan baru, ditahun ini Tim Khusus Kepunyaan Bea Cukai Bontang ini mencoba bersinergi dengan Syahbandar, Pemerintah Kota, PT. Pelindo, serta perusahaan pemilik Pelabuhan Khusus tersebut. Tujuannya hanya satu, mendatangkan kapal ekspor umum yang dapat memberangkatan produk-produk UMKM Kota Bontang. Tidak mudah memang, tapi ini harus dilakukan, demi mewujudkan kalimat “UMKM Naik Kelas, Ekonomi Bontang Ngegass!”.